Jumat, 08 April 2011

Beban, Kewajiban, atau Kebutuhan?

Perjalanan hidup manusia bagaikan roda yang berputar. Adakalanya berada pada posisi diatas, namun kadang berada dibawah. Maka janganlah merasa terlalu bahagia manakala berada diatas, tetapi juga jangan merasa terlalu sedih manakala berada dibawah. Ingatlah bahwa didunia adalah wahana untuk menempa diri, menyaring iman. Apakah kita termasuk golongan yang teruji atau tidak. Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk syurga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sampai-sampai berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat Q2.21
Renungkanlah hadits ini. "Tidaklah rasa lelah, sakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan & duka yang menimpa seorang muslim sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah menghapuskan dosanya karena hal-hal tesebut" [HR Bukhari & Muslim].
Salah satu bahan ujian dari Sang Khaliq adalah shalat. Shalat adalah rangkaian pujian dan do’a yang disampaikan dengan syarat dan rukun dalam bentuk bacaan serta gerakan tertentu serta sebagai media hubungan manusia dengan Tuhannya.
Kalau kita menyadari bahwa kita hanyalah manusia lemah yang memiliki naluri cemas, mengharap, dan yang selalu membutuhkan sandaran di setiap babak kehidupan yang kita jalani, maka kita akan mengerti bahwa dengan menyandarkan kebutuhan kita kepada mahluk walau sebesar dan seluas apapun kekuasaannya, sudah pasti tidak akan memberikan hasil. “…Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” QS Faathir (35):13-15.
Selain sebagai media penghambaan seorang manusia terhadap Penciptanya, shalat juga berfungsi sebagai sarana kita meminta pertolongan dari Allah SWT “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” QS Al Baqarah (2):45.

Shalat yang dilakukan dengan menghadirkan hati bisa menjadi pencegah dari perbuatan buruk “….Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar….” QS Al ‘Ankabuut (29):45.
Shalat merupakan anugerah Allah SWT untuk manusia sebagai penghalang dan pemisah dari keburukan. Oleh karena itu siapa yang ingin mengetahui sejauh mana manfaat shalatnya, hendaknya kita memperhatikan apakah shalat yang kita lakukan telah mampu menghindarkan kita dari perbuatan buruk.
Seperti dalam sabda Rasulullah “tak melakukan shalat orang-orang yang shalatnya tidak menghindarkannya dari perbuatan keji dan mungkar”. Karena shalat yang dilakukan tanpa kehadiran hati, tak akan mengubah apapun dari diri kita.

Fungsi shalat selain tersebut diatas juga sebagai obat hati seperti dijelaskan dalam QS Thaahaa (20):14 “…Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu.”
QS Ar Ra’d (13):28 “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram”
Naaaah, sekarang marilah kita telaah diri kita masing-masing. Bagaimana kita menyikapi tentang shalat kita, apakah shalat sebagai kebutuhan, kewajiban atau justru menjadi beban dalam hidup kita?
Kalau hati kita masih menjawab sebatas kewajiban bahkan menjadi beban, maka kita perlu merenungkan sabda Rasulullah SAW berikut ini “Yang pertama dihisab pada hari kiamat adalah shalat, apabila baik shalatnya maka baiklah yang selebihnya. Jika buruk shalatnya maka buruklah yang selebihnya.” Baik buruknya kehidupan manusia di akhirat kelak akan ditentukan oleh shalat yang dilakukannya.

Penting kiranya kita merasa malu jika kita yang telah banyak mendapatkan kenikmatanNya dengan sengaja atau tidak, mengabaikan shalat.
Apalagi kalau kita telah menyadari bahwa shalat sebagai kebutuhan, lebih malu kiranya jika hanya disaat-saat terdesak dan mengharap sesuatu, kita baru mengingat Allah Sang Maha Baik. Dan jangan pernah menyalahkan Allah SWT apabila Ia tidak menghiraukan hambaNya yang datang tanpa menunjukkan kebutuhan terhadap Sang Pencipta serta tidak memujaNya dengan sepenuh hati. Maha Adil Allah ketika Ia tak ingin mengenal manusia-manusia yang tidak pernah mengenal Sang Pemiliknya yaitu orang-orang yang enggan memenuhi panggilan Tuhannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda “Laksanakanlah shalat seakan-akan itu shalat terakhirmu. Dan saat engkau mulai memasuki shalat, katakanlah kepada dirimu, ini adalah shalat terakhirku untuk dunia. Dan berupayalah untuk merasakan surga ada dihadapanmu, neraka dibawah kakimu, ‘Izrail ada dibelakangmu, para nabi berada di samping kananmu, para malaikat berada di samping kirimu. Dan Allah mengawasimu dari atas kepalamu.”

Semoga dengan ini semua, bisa membuat kita menjadikan shalat sebagai suatu kebutuhan seorang manusia biasa terhadap Sang Penciptanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Banner Iklan